Teknik Manajemen Waktu
Dalam sehari, kita memiliki 24 jam yang sama namun mengapa ada yang bisa hidup dengan menjalankan kewajiban dengan baik dan memanfaatkan potensi dan ada yang tidak?
Dalam kelas Latihati terakhir mengenai Breadcrumbing alias PHP (Pemberi Harapan Palsu) tanggal 10 dan 11 Februari 2025 ada kesimpulan:
terpikat bukan kata yang akurat
tatkala diri sendirilah pelakunya
tunjuk orang lain makin tersesat
tindakan selalu berikut risikonya
(latihati – tanggungjawab saya)
dibohongi itu akibat saja
disalurkan dukanya saja
diakui sebagai fakta saja
dilanjutkan hidupnya saja
(latihati – biarkan lepas)
Di situ dijelaskan bahwa risiko percaya adalah dibohongi, dan relasi itu butuh untuk saling percaya sebelum bisa kerja sama. Sanggup = mau + mampu.
Kapasitas kita tidak tak terbatas, itulah yang membuat kita perlu menetapkan prioritas kegiatan kita. Saya sendiri membuat todolist, namun melakukannya saya perlu periksa adalah sumber daya untuk bisa melakukan itu.
Namun ketika mindset kita adalah berkarya, maka kita menggunakan cinta dalam melakukannya. Kita sedang bersenang-senang, itulah yang menjadikan energi kita lebih bebas dan tidak terpaku pada hasil atau target tertentu. Tujuannya adalah melakukan, bukan berhasil kata Latihati.
bekerja memang akan melelahkan
butuh libur bukannya butuh liburan
berkarya tak akan bisa melelahkan
bukti cinta selalu memberdayakan
(latihati – tiada karya tanpa cinta)
Alhamdulillah,
Latihati juga mempersilakan kita untuk merasa nyaman, hal yang sering kita dilarang karena tuntutan untuk produktif.
Pada akhirnya, lakukan semua untuk Allah dan bersama dengan Allah. Karena rezeki kita sudah dijamin, namun surga kita belum terjamin.
Biidznillah, ya Allah bantu kami dalam hal-hal yang Engkau ridhoi. Aamiin.
One Response
[…] (salah satunya menulis blog post ini)– Kulwap Latihati 10-11 Februari 2025 (update di post ini)– Sudah bisa praktik sebagai asesor karena lisensi sudah di tangan per 13 Februari […]