Hadapilah Hidup
Minggu yang luar biasa, subhanallah. Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un, kemarin kami kehilangan pakde yang berpulang ke rahmatullah. Prosesi pemakaman Alhamdullah sudah selesai dengan khidmat.
Saya berusaha terus maju, walau ada TAKUT yang akarnya dari saya mencoba MENGONTROL hasil. Ada juga yang menjadi hal-hal yang perlu diuraikan, seperti: memproses mental dan luka.
Self sabotage terjadi karena kita merasa tidak layak, takut, perfeksionisme, luka, lingkungan, dan kebiasaan hidup nyaman. Sadari bahwa kesuksesan butuh kesungguhan. Sebenarnya dengan saya sudah membuat list (baik cetak maupun tidak), blog journaling, membuat highlight kemudian evaluasi…saya sudah melakukan banyak hal untuk fokus tanggung jawab. Saya juga sudah melindungi diri dari yang tidak mendukung dan memilih lingkungan. Lalu, mengapa ada takut? Coba renungi; ternyata pengalaman buruk atas sesuatu hal yang tidak diinginkan, Innalillahi.
Sebetulnya dengan kita berbagi hasil kecil, itu membantu kita untuk kepuasan, sehingga energi akan positif. Sehingga, saya berusaha untuk memulai sekecil apapun itu. Juga tidak memaksakan diri untuk sekali jadi secara instan. Misalnya dalam pekerjaan rumah harian, seperti beberes atau bebersih, saya tidak memaksakan badan, pun Alhamdulillah suami sudah mensupport dengan bantuan yang banyak, jadi saya hanya melakukan hal-hal yang pokok atau yang jadi prioritas aman. Suami begitu karena Beliau setuju/berkenan/ridho/restui saya tetap bisa mengaktualisasikan diri agar hati saya bahagia, karena bahagia dia bahagia saya, bahagia saya bahagia dia, bahagia bersama sekeluarga kami.
Kita perlu belajar untuk selesai. Terkadang kita bisa tidak seimbang, karena bisa terlalu obsesif terkadang terlalu kurang.
Dalam hal ini, saya belajar IKHLAS dengan cara berkeSADARan. Kita sama-sama manusia makhluk ciptaan Allah dengan segala proses pelajaran masing-masing.
Apa yang menjadi milik saya, untuk saya, maka tidak akan terlepas dari saya. Apa yang bukan, maka itu bukan untuk saya dan keputusan Allah yang terbaik.
Hal-hal yang bisa disyukuri:
- Olahraga 24 dan 25 September 2025 (pola hidup)
- Mendapatkan dukungan keluarga terutama pasangan hidup (keluarga)
- Terus berusaha dalam kuliah (belajar formal)
- Submit tugas 28 September 2025 (belajar formal)
- Follow up urusan kerja (usaha)
Alhamdulillah…
Sedikit demi sedikit, saya perlu lebih sabar ke diri sendiri dalam berproses. Dengan sabar ke diri, maka insya Allah juga bisa lebih sabar ke orang lain. Setiap orang diciptakan berbeda namun juga memiliki kesamaan; paradoks.
WEEK 39 2025
Senin-Minggu, 22-28 September 2025
Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban (فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ) (Artinya: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?).