Mentoring Diri untuk Manifest dan Keberlangsungan
Alhamdulillahi ladzi bi ni’matihi tatimush shalihaat…
Bersyukur merupakan sikap hati kepada Allah dan kehidupan, pun ketika kecewa maka Allah memberikan hikmah yang luar biasa. Simak kisah Nabi Ayub AS yang ditimpa musibah dan kita bisa belajar dari kesabaran Beliau.
Syekh Abdul Qodir Jaelani berkata, “Belajarlah diam agar suaramu lebih terdengar. Belajarlah sabar agar tindakanmu lebih benar.”
Kurang seimbang itu tidak baik, kita jadi terburu-buru atau malah berkutat dengan pertimbangan sehingga menunda.
Sebetulnya jika kita bisa memilih prioritas dan dilakukan, maka hal-hal tidak serumit tampaknya, maka kuncinya adalah: kesadaran.
Saya melatih untuk mentoring diri sendiri, sesuai saran Om Ge Latihati saat ke Bali ini.
Setiap malam menjelang tidur, saya bersyukur (ini sudah lama disarankan) dan setiap pagi melatih diri untuk afirmasi sesuai saran Bu Irene Merakit Hidup berikut.
Saya kerap berbincang diskusi dengan suami tercinta, tentang filosofi yang membuat kami semakin bisa menyikapi hidup dengan lebih baik.
Saya bersyukur tahun-tahun terakhir Allah mengirimkan malaikat-malaikat dalam bentuk: support system yang percaya pada potensi dan kesanggupan saya. Rasa-rasanya itulah bentuk penghiburan Allah agar lebih tangguh, bahwa bersama dengan kesulitan ada kemudahan.